Pengertian, Ciri, dan Jenis Puisi Kontemporer
Pengertian sastra Indonesia Indonesia kontemporer itu bermakna sangat relatif. Kerelatifan makna sastra kontemporer itu disebabkan oleh sejarah sastra Indonesia yang belum panjang. Di sampaing itu, pada pengertian sastra yang benar-benar mutakhir dalam arti hari ini hidup dan besok mati, ada pula sastra yang sekarang hidup dan akan sanggup terus bernafas entah sampai kapan. Pengertian mutakhir tidak mungkin semata dibatasi oleh waktu khusus untuk sastra yang benar-benar hebat.
Puisi menurut Ghazali (2002: 118) berasal dari bahasa Latin, potein yang berarti mencipta. Bahkan Hurt, masih dalam kutipan yang sama, menunjuk sifat hakiki bahasa puisi sebagai bahasa yang tidak lazim. Menurut Ghazali puisi memiliki bahasa yang khas sehingga bahasan puisi juga bersifat khusus. Puisi merupakan wacana penggunaaaan bahasa yang bersifat khusus.
Kosasih (2008: 206) membatasi puisi sebagai bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung di dalam karya tersebut. Istilah puisi kontemporer dipadankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir.Menurut Antilan Purba (2010: 15) puisi kontemporer adalah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidakmengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya.
Puisi kontemporer ada yang menyebutnya sebagai puisi selindro. Sastrawan kontemporer memiliki peranan yang penting dalam perkembangan sastra kontemporer di Indonesia mutakhir ini. Sastra kontemporer muncul pada tahun 1970-an seiring dengan perkembangan sastra di indonesia. Sastra yang sebelumnya terikat oleh aturan-aturan tertentu atau konvensional, sekarang berusaha lari dari ikatan konvensional atau tidak terikat aturan-aturan tertentu. Puisi kontemporer merupakan salah satu jenis puisi yang inkonrasional yang menyimpang dari pola karya sastra pada umumnya, dan puisi ini diterbitkan sekitar pada permulaan tahun tujuh puluhan hingga sekarang dan bentuknya menyimpang dari puisi-puisi sebelumnya dan cara memahami maknanya pun berbeda.
Puisi Kontemporer
Karya sastra kontemporer berkembang dalam bentuk prosa, drama, dan puisi. Karya sastra kontemporer adalah karya sastra yang inkonvensional atau menyimpang dari pola karya sastra pada umumnya. Puisi kontemporer berarti puisi yang dibuat dan diterbitkan pada awal tahun tujuh puluhan hingga sekarang. Bentuk puisi kontemporer menyimpang dari puisi-puisi pada umumnya dan tentunya cara memahani maknanya pun berbeda.
Kalau kita mengamati kehidupan perpuisian dalam kontek kesusastraan Indonesia maka kita akan menemukan beraneka ragam puisi.Terutama kalau kita perhatikan puisi yang lahir dua kuarun waktu yang berbeda.dapat kita lihat sajak-sajak tahun 60-an yang kita kenal puisi-puisi yang bertajuk dan bernapaskan demokrasi.sedangkan kalau kita perhatikan puisi yang lahir sesudah itu (60-an). Maka kita akan menemukan puisi yang disebut dengan puisi Kontemporporer yang lebih menekankan pada segi bentuk (filosofis dan religius) dan isi (nilai) yang berbeda dengan sebelumnya.
Perkembangan puisi kontemporer pada hakikatnya merupakan gambaran dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menyebabkan terjadinya perubahan besar terhadap pembentukan krakter manusia yang modern. Sehubungan dengan itu puisi kontemporer adalah puisi yang lahir pada kurun terakhir dengan ciri dan bentuknya yang berbeda dengan puisi sebelumnya (Moha Djunaedie, 1989).
Penetapan sebuah puisi ke dalam jenis kontemporer bukan ditentukan oleh penyair dan pembacanya, melainkan ditentukan oleh puisi itu sendiri berdasarkan ciri yang dimunculkan. Pengetahuan tentang apresiasi puisi konvensional sangat membantu dalam mengapresiasikan puisi kontemporer. Pengetahuan tambahan didapat dari mengenal jenis dan ciri puisi kontemporer tersebut. Ada tiga bentuk puisi yang dapat digolongkan ke dalam jenis puisi kontemporer yaitu: (1) puisi mantra, (2) puisi mbeling, dan (3) puisi konkret.
Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema (struktur tematik), tetapi juga terikat kepada struktur fisik puisi (struktur sintaksis). Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya (1) puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, (2) puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.
Jenis-Jenis Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer terbagi atas 3 jenis, yaitu :
- Puisi Mantra : Puisi yang menggunakan bentuk mantra
- Puisi Mbeling : Puisi yang bersifat kelakar, berisi kritik sosial, dan ejekan terhadap sikap penyair yang serius dalam menghadapi puisi.
- Puisi Konkret : Puisi yang mementingkan bentuk grafis dan bentuknya mirip gambar.
Puisi Mantra
Puisi Mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer.
Puisi mantra menggunakan unsur-unsur pokok kekuatan mantra. Puisi ini harus dilihat dari sudut dunianya, yakni sudut mantra itu sendiri. Mantra merupakan penghubung manusia dengan dunia misteri. Kata-kata dalam mantra bukanlah untuk dipahami, karena lebih banyak sekadar permainan bunyi. Akibat dari mantra itulah yang lebih dipentingkan. Dalam puisi mantra pun, kata-kata hanyalah permainan bunyi dan bahasa semata-mata. Puisi Sutardji memiliki kedekatan dengan mantra terutama dalam bentuk dan sifat misteriusnya. Banyak pengulangan kata yang dilakukan, menimbulkan intensitas bunyi yang dapat menampakkan kekhususan. Puisi mantra bukanlah mantra, namun puisi kontemporer yang mengambil sifat-sifat mantra seperti tampak pada puisi Shang___Hai karya Sutardji di bawah ini:
SHANG HAI
ping di atas pong
Sutardji Calzoum Bachri
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
kutakpunya ping
kutakpunya pong
pinggir ping kumau pong
tak tak bilang ping
pinggir pong kumau ping
tak tak bilang pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
Puisi Mbeling
Puisi Mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi.
Puisi yang berciri utama kelakar ini mempermainkan kata serta bunyi. Tipografi sangat dimanfaatkan untuk mencapai suatu efek yang diharapkan. Kebanyakan puisi mbeling sekadar mengajak pembaca berkelakar. Ada pula yang berisi kritik terhadap kehidupan masyarakat, tetapi disampaikan dengan cara berkelakar pula.
Puisi jenis mbeling pertama kali muncul di majalah Aktuil yang diterbitkan di Bandung. Pojok sajak yang diasuh oleh Remy Sylado, menampung karya penyair muda yang dianggap belum mapan. Namun ternyata kehadiran puisi-puisi tersebut memperkaya keanekawarnaan puisi Indonesia. Contoh puisi mbeling antara lain Belajar Menghargai Hak Azazi Kawan karya Remy Sylado.
Contoh :
BELAJAR MENGHARGAI HAK AZAZI KAWAN
Remy SyladoJika
laki mahasiswa
ya perempuan mahasiswi
jika
laki saudara
ya perempuan saudari
jika
laki pemuda
ya perempuan pemudi
jika laki putra
ya perempuan putri
jika laki kawan
ya perempuan kawin
jika
kawan kawin
ya jangan ngintip
Puisi Konkret
Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Berdasarkan tampilan bentuknya, puisi tak berjudul karya Jeihan ini lebih dekat dengan seni rupa. Tidak dapat dipungkiri, Jeihan memang seorang pelukis besar. Oleh sebab itu, puisi konkret dinamai pula puisi gambar. Puisi konkret menggunakan komunikasi gambar sebagai medianya.
Contoh :
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVVVV
V
VIVA PANCASILA!
(Jeihan)
Ciri - ciri Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer memiliki ciri :
- Bentuk tulisan atau tipografinya unik
- Penulisan kata, baris, dan bait menyimpang dari penulisan puisi pada umumnya,
- Terjadi kemacetan bunyi, bahkan hampir tidak dapat dibaca karena kadang-kadang hanya berupa beberapa tanda baca yang disejajarkan
- Menggunakan idiom-idiom yang inkonvesional (tidak lazim)
- Memerhatikan kemerduan bunyi
- Banyak pengulangan kata, frasa, atau kelompok kata hingga tidak wajar
- Kadang-kadang mencampuradukkan kata atau kalimat bahasa indonesia dengan kata atau kalimat bahasa asing, bahasa daerah, bahkan bahasa dialek.
Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:
- Unsur bunyi yaitu meski terkesan bebas tetapi harus memperhatikan penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu agar menimbulkan hidup.
- Tipografi yang lebih ditonjolkan agar dalam penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
- Enjambemen atau pemenggalan dan perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
- Kelakar yang bersifat parodi, memasukkan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif) namun bersifat renyah
Kehadiran puisi kontemporer dipelataran sastra Indonesia perlu didiasporakan atau dipublikasikan dipermukaan dalam hal ini di semua siswa tingkatan lembaga pendidikan sebagai suatu karya yang merefleksikan suatu peradaban budaya dinamis dalam perkembangan sastra Indonesia. Kehadiran puisi Kontemporer mencoba mendiasporakan makna kata pada kata itu sendiri, kata-kata yang digunakan dalam puisi kontemporer bukan lagi kata yang diatur oleh kaidah tata bahasa Indonesia normative atau kaidah bahasa Indonesia baku yang kita sepakati untuk menyemboli sebuah objek, akan tetapi kehadiran puisi kontemporer banyak menggunakan bahasa symbolis atau idiom,namun tidak bermakna bombastis karena di balik guratan garis-garis atau idiom termaktum nilai religiulitas dan nilai filosofis yang amat dalam, sehingga tokoh puisi kontemporer ingin membebaskan kata dari belenggu makna yang kita bebani.
Demikian mengenai Puisi Kontemporer dan Ciri Puisi Kontemporer, semoga bisa bermanfaat untuk anda. Salam.
.
